Minggu, 05 Oktober 2014

Filsafat fifth day ~

HALOOO
buat para pembaca blog gw..maaf ya udah lama ngga ngepost.
sekarang ballik lagi di pertemuan ke lima yang akan membahas tentang silogisme..

Silogisme adalah suatu simpulan dimana dari dua putusan atau premis disimpulkan suatu putusan yg baru.
Dua macam silogisme: silogisme kategoris dan silogisme hipotetis.

Silogisme Kategoris :
Premis dan kesimpulannya merupakan kategoris (pernyataan tanpa syarat).
Dibagi menjadi Kategoris Tunggal dan Kategoris Majemuk
Silogisme Hipotesis : Premis dan kesimpulannya merupakan hipotesis.

Silogisme Kategoris Tunggal: Terdiri dari 2 premis, dan 3 term : Subjek (S), Predikat (P), dan Term-Antara (M).

Bentuk 1:
M menjadi S dalam premis mayor, dan M menjadi P dalam premis minor. Premis minor harus bekerja sebagai penegasan, sedangkan mayor bersifat umum. Contoh:
Perbuatan jahat itu haram M-P
Menghina itu perbuatan jahat S-M
Jadi, menghina itu haram S-P

Bentuk 2:
M menjadi P dalam premis mayor dan minor. Salah satu premis harus negatif. Cth:
· Lingkaran adalah bentuk bundar P-M
· Segitiga bukan bentuk bundar S-M
· Jadi, segitiga bukan lingkaran S-P

Bentuk 3:
M menjadi S dalam premis mayor dan minor. Premis minor sebagai penegasan, dan kesimpulan bersifat partikular. Cth:
Mahasiswa adalah orang dengan tugas belajar M-P
Ada mahasiswa yang orang bodoh M-S
Jadi, sebagian orang bodoh itu dengan tugas belajar S-P

Bentuk 4:
M menjadi P dalam premis mayor, dam M menjadi S dalam premis minor. Premis minor sebagai penegasan, dan kesimpulan bersifat partikular. Contoh:
Influenza adalah penyakit
Semua penyakit mengganggu kesehatan
Jadi, sebagian penyakit yang mengganggu kesehatan adalah influenza

Silogisme Kategori Majemuk
Bentuk silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap, dan memiliki lebih dari 3 premis.
Jenis-jenis nya:
Epischema: Silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan. Enthymema: Silogisme yang tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit.
Polisilogisme: Deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu digunakan sebagai premis untuk silogisme yang lainnya.
Soritas: Silogisme yang premis-premisnya lebih dari 2. Putusan-putusan itu dihubungkan satu sama lain, sehingga predikat dari putusan 1 menjadi subjek putusan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar