Senin, 22 September 2014

Filsafat Fourth Day

Halooo..
Buat para pembaca setia :D
Pada post gue kali ini,gue bakal ngasih info tentang Subyektivisme, Objektivisme, Konfirmasi & Inferensi, Logika dan Critical Thinking.

Subyektivisme

Subyektivisme adalah pengetahuan yang dipahami sebagai keyakinan yang dianut oleh individu. Selain itu subyektivisme yaitu pengetahuan dipahami sebagai seperangkat keyakinan khusus yang dianut oleh para individu.
Pendukung dari teori ini, antara lain 1) Aristoteles, Plato, Rene Descartes; 2) Kaum Solipsisme; 3) Kaum Realisme Epistemologis; dan 4) Kaum Idealisme Epistemologis.

Ciri-ciri Subyektivisme yaitu:
  1. Menggagas pengetahuan sebagai suatu keadaan mental yang khusus (kepercayaan yang istimewa)
  2. Pengalaman subyektif (kokoh terjamin) sebagai titik tolak pengetahuan dari data inderawi (intuisi) diri sendiri
  3. Prinsip subyektif terhadap alasan cukup (sifat personal), benar secara pasti dan meyakinkan karena berlaku sebagai pengetahuan.

Rene Descartes adalah seorang raionalis, menurutnya rasio/pikiran satu-satunya sumber dan jaminan kebenaran pengetahuan. Descartes menolak skeptisme (kita tidak pernah tahu tetang apapun). Lalu beliau juga meragukan pengalaman inderawi dalam menjamin kebenaran pengethuan, termasuk pengetahuan tentang dunia luar kita. Beliau berada pada posisi ekstrim Soliosisme yaitu ia sendiri pada dirinya.
Descartes memiliki sebuah teori "cogito ergo sum cogintas" artinya saya berpikir maka saya ada. Tetapi tidak bermaksud secara ekslusif pada penalaran saja, tapi melihat, mendengar, merasa, dan seluruh kegiatan sadar masuk dalam kegiatan berpikir.
Semua "yang bukan aku" merupakan pengetahuan yang tidak langsung.


Kaum Solipsisme
Kaum Realisme Epistemologis beranggapan bahwa kesadaran menghubungkan dengan "apa yang lain" dari diri saya.
Kaum Idelisme Epistemologi berpendapat bahwa setiap tindakan mengeahui berakhir dalam sebuah ide yang merupakan suatu peristiwa subyektif murni.

Obyektivisme

Obyektivisme yaitu bahwa butir-butir pengetahuan manusia mempunyai sifat dan ciri yang melampaui (diluar) keyakinan dan kesadaran individu. Tolak ukur suatu gagasan berada pada obyeknya, dan tidak tegantung pada orang yang memahami. Obyektivitas merupakan pandangan bahwa obyek yang kita persepsikan melalui perantara indera kita.


Pandangan dasar obyektivisme, yaitu 1) Kebenaran itu idependen terlepas dari pandangan subyektif; 2) Kebenaran itu datang dari bukti faktual; dan 3) Kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman mansia.

Obyektivisme bersifat umum, obyek sama dapat dipersepsikan oleh pengamat yang jumlahnya tidak terbatas, lalu bersifat permanen dan memiliki kualitas-kualitas yang sama seperti yang disajikan kepada persepsi.

Syarat Teori Obyektivisme yaitu obyek harus sesuai dengan indera kita, organ indera harus normal dan sehat dan harus ada medium untuk menangkap obyek yang ada.



Konfirmasi, Inferensi dan Logika

Konfirmasi berupaya untuk mencari hubungan yang normatif antara hipotesis (kesimpulan sementara) yang sudah diambil fakta-faktanya (evidensi), bila sesuai baru ada kebenaran.

Ada beberapa jenis konfirmasi, yaitu:
  1. Decision theory berdasarkan keputusan "apakah hubungan antara hipotesis dengan fakta yang punya manfaat faktual?"
  2. Estimation theory kepastian dengan memberi peluang benar salah melalui konsep probabilitas
  3. Reliability theory menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas fakta/evidensi yang berubah-ubah terhadap hipotesis

Inferensi adalah suatu proses penarikkan konklusi dari suatu/lebih proposisi (keputusan), bertolak dari pengetahuan yang sidah dimiliki bergerak ke pengetahuan baru.
Kesimpulan dapat berupa mengakui atau memungkiri.

Jenis inferensi ada 2, yaitu deduktif (dari umum ke khusus) dan induktif (dari khusus ke umum).
Premis adalah data, bukti/dasar pemikiran yang menjamin terbentuknya kesimpulan dan harus berhubungan secara logis.

Hukum inferensi antara lain:
  1. Jika premis benar, kesimpulan benar
  2. Jika premus salah; kesimpulan dapat salah/benar
  3. Jika kesimpulan salah, premis salah
  4. Jika kesimpulan benar, premis dapat salah/benar.

Konstruksi Teori adalah model/kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena alami/sosial tertentu.
Konstruksi Teori harus dirumuskan, dikembangkan, dievaluasi menurut metode alamiah.

Teori berkembang ada 3, yaitu animisme, ilmu empiris dan ilmu teoritis.

Model teori konstruksi adalah Model Korespondensi (menemukan relevansi dengan yang lain), Model Koherensi (sesuai dengan moral/kenyataan tertentu), dan Model Paradigmatis (ditata menurut pola hubungan yang beragam, menyederhanakan yang kompleks).

Aliran Konstruksi ada 3 macam, yaitu Reduksionisme, Instrumentalisme dan Realisme.


Logika

Logika merupakan cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, dan membahas asas-asas/peraturan formal serta kriteria yang valid bagi penalaran dan penyimpulan untuk mencapai kebenaran yang dapar dipertanggungjawabkan secara rasional (Zeno dari Citium, 334-262 SM)

Obyek Logika ada berupa material (manusia) dan formal (kegiatan akal budi).

Manfaat Belajar Logika yaitu membantu orang untuk berpikir kritis, rasional dan metodis; kemampuan meningkat kemampuan bernalar secara abstrak; mampu berdiri lebih tajam dan mandiri serta menambah kecerdasan berpikir.

Macam-macam Logika yaitu Logika Kodrati (akal budi bekerja menurut hukum logika secara spontan) dan Logika Ilmiah (mempertajam akal budi manusia agar dapat lebih teliti/tepat).

Logika Induktif cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal/partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu.
Generalisasi induktif adalah proses penalaran berdasarkan pengamtan atas gejala dengan sifat tertentu untuk menarik kesimpulan yang sama.
Analogi induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yang lain yang punya sifat esensial yang sama.

Logika Deduktif adalah suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebih "khusus" dari pengetahuan yang lebih "umum".

Faktor Probabilitas dipengaruhi oleh faktor fakta, faktor analogi, faktor disanologi, dan faktor luas konsklusi.

Hubungan sebab akibat suatu peristiwa disesbabkan oleh sesuatu, terkandung makna dan ada hubungan unsur intrinsik.
Tiga pola hubungan, yaitu 1) dari sebab ke akibat; 2) dari akibat ke sebab; dan 3)dari akibat ke akibat.

Critical Thinking

Critical Thinking adalah merasionaliasasi kehidupan manusia dan secara hati-hati mengamati/memeriksa proses berpikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan m,emperbaiki pemahaman kita tentang sesuatu (Chaffee,1990).

Karakteristik berpikir kritis yaitu:
  1. Rasional, Reasonable, Reflektif (berdasarkan bukti bukan keinginan pribadi)
  2. Melibatkan Skepticism yang sehat dan kostruktif (tidak menerima/menolak kecuali sudah mengerti)
  3. Otonomi (tidak mudah dimanipulasi)
  4. Kreatif (menciptakan ide-ide orisional dengan cara menghubungkan pemikiran dan konsep)
  5. Adil (Tidak bias atau berpihak)
  6. Dapat dipercaya dan dilakukan (memutuskan tindakan yang akan dilakukan).


5 Model Berpikir Kritis ialah :
  1. Total Recall
  2. Habits
  3. Inquiry
  4. New ideas dan Creativity
  5. Knowing how you think.

9 komentar:

  1. darien materinya uda lengkap! nilainya 85 yahh

    BalasHapus
  2. isinya lengkap dar fontnya juga kocak. 82 yee buat luu!

    BalasHapus
  3. blognya komplit nih.. bagus bagus 85 ^^

    BalasHapus
  4. dar blognya uda lengkap bgs gw ksh nilai 85 deh haha

    BalasHapus
  5. blognya bagus dan lengkap, tetep semangat yaa 85 buat darien

    BalasHapus
  6. bagus darien, makin rajin ya , 83 :))

    BalasHapus
  7. sudah bagus dar blognya, aku kasih 86 yaa :) keep writing, bro!

    BalasHapus
  8. keep posting yaa sangat menarik 87

    BalasHapus
  9. rapi juga blog lu hahaha 88 yee

    BalasHapus