ketemu lagi di pertemuan ke 7 yang akan membahas tentang bahan dan jiwa..
selamat membaca ya :D
Monisme
Aliran yg menolak pandangan bahwa badan dan jiwa merupakan dua unsur yg terpisah. Badan dan jiwa adalah satu substansi. Keduanya satu kesatuan yg membentuk pribadi manusia.
3 bentuk aliran monisme :
Materialisme : menempatkan materi sebagai dasar bagi segala hal yang ada.
Teori identitas : mengakui aktivitas mental manusia dan memaparkan tentang letak perbedaan jiwa dan badan hanya pada arti bukan referensi. Badan dan jiwa merupakan dua elemen yg sama.
Idealisme = ada hal yang tidak dpt diterangkan semata berdasarkan materi, seperti pengalaman, nilai dan makna. Itu hanya punya arti bila dihubungkan dengan jiwa.
Dualisme
Badan dan jiwa adalah dua elemen yg berbeda dan terpisah. Perbedaannya ada dalam pengertian dan objek.
4 cabang dualisme :
Interaksionisme : fokus pada hubungan timbal balik antara badan dan jiwa
Okkasionalisme = memasukkan dimensi ilahi dalam membicarakan hubunganbadan dan jiwa
Paralelisme = sistem kejadian ragawi terdapat di alam, sedangkan sistem kejadian kejiwaan ada pada jiwa manusia
Epifenomenalisme = melihat hubungan jiwa dan badan dari fungsi syaraf
Badan manusia
Badan adalah kumpulan berbagai entitas material yg membentuk makluk. Mekanisme gerakan badan bersifat mekanistik. Pandangan ini tdk memberikan pandangan utuh ttg manusia. Badan harus dimengerti melebihi dimensi fisik. Badan menyangkut keakuan. Membicarakan tubuh adalah membicarakan diri (Gabriel Marcel. Hakekat badan bukan pertama-tama terletak pada dimensi materialnya, tapi dlm seluruh aktivitas entitas yg terjadi dlm badan: tertawa, menangis, berjalan, lari, duduk, dll.
Jiwa manusia
Dalam pandangan tradisional, jiwa adalah makluk halus dan tidak bisaditangkap indera. Pandangan ini ditolak, karena jiwa harus dipahami sebagaikompleksitas kegiatan mental manusia. Jiwa menyadarkan manusia siapa dirinya.
empat kemampuan dasar jiwa manusia menurut James P Pratt :
1. Menghasilkan kualitas penginderaan
2. Mampu menghasilkan makna yang berasal dari pengeinderaan khusus
3. Mampu memberi tanggapan terhadap hasil penginderaan
4. Memberi tanggapan pada proses yang terjadi dalam pikiran demi kebaikan
Manusia hanya bisa melakukan penilaian terhadap tindakannya karenadorongan dari jiwa. Jiwa mendorong manusia utk melakukan hukum-hukum moral yg diketahui. Praktek moral sehari-hari adalah tanda berfungsinya jiwa dalam diri seseorang. Kemampuan jiwa menunjukkan bahwa kegiatan manusia bukan mekanistik (Agustinus)
Filsafat ~
Minggu, 05 Oktober 2014
Filsafat sixth day
Hai,sekarang kita ketemu lagi di post gue yang ke 6 yang membahas tentang etika dan moral..
selamat membaca.
Etika sebagai cabang filsafat juga disebut filsafat moral (moral philosophy).
Secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani=Ethos: watak.
Sedangkan moral berasal dari kata Latin: Mos (tunggal), moris (jamak) artinya kebiasaan.
Jadi etika atau moral dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kesusilaan
Bertens ; Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos dlm bentuk tunggal, artinya adat kebiasaan, adat istiadat, akhlak yang baik
ETIKA dibedakan menjadi:
1. etika perangai
Adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula.
2. Etika moral
Berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila dilanggar timbul kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar.
Arti etika:
1. Etika sebagai ilmu
“Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.”
2. Etika sebagai kode etik
“Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.”
3. Etika sebagai sistem nilai
“Nilai mengenai benar-salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.”
Objek material dan objek formal etika
Objek material = suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, suatu hal yang diselidiki, atau suatu hal yang dipelajari. Objek material bisa bersifat konkret atau abstrak.jao O.M tingkah laku atau perbuatan manusia
Objek formal = cara memandang atau meninjau yang dilakukan seorang peneliti/ ilmuwan terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. dan O.F menilai kebaikan dan keburukan, bermoral tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.
Etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode tugas manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral, atau menerjemahkan pelbagai nilai itu ke dalam norma-norma, lalu menerapkannya pada situasi kehidupan konkret
Berdasarkan kajian ilmu:
1. Etika Normatif: mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.
2.Etika Fenomenologis: mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral seperti suara hati kesadaran moral, kebebasan, tanggung jawab, norma-norma, dsb.
Tujuan belajar etika yaitu:
Untuk menyamakan persepsi tentang penilaian perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi setiap manusia dalam ruang dan waktu tertentu
Sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.
Sistematika etika
De Vos (1987)
ETIKA:
-Etika Deskriptif
1. Sejarah Kesusilaan
2. Fenomenologi Kesusilaan
-Etika Normatif
K. Bertens (1993):
ETIKA:
-Etika Deskriptif
-Etika Normatif
1. Etika Umum
2. Etika Khusus
-Metaetika
Etika Deskriptif
Dalam etika deskriptif, etika membahas apa yang dipandangnya.
Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas.
Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan kebudayaan atau subkultur tertentu, atau dalam suatu periode sejarah.
Fenomenologi Kesusilaan
Fenomenologi = fenomenon + logos
Fenomenon = sesuatu yang tampak, yang terlihat
karena bercahaya (sering disebut gejala)
Logos = uraian, percakapan
Fenomenologi: Uraian atau percakapan tentang fenomenon atau sesuatu yang sedang menampakkan diri, atau sesuatu yang sedang menggejala.
Etika normatif
Etika normatif tidak lagi berbicara tentang gejala-gejala, tetapi tentang apa yang seharusnya dilakukan. Dalam etika normatif, norma-norma dinilai dan sikap manusia ditentukan.
Etika normatif berbicara mengenai pelbagai norma yang menuntun tingkah laku manusia. Etika normatif memberikan penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma.
Metaeika
Meta (Yunani) = “melebihi”, “melampaui”,
“setelah”, “di luar”, “tentang”.
(metabahasa = bahasa yang dipakai dalam berbicara tentang bahasa).
Istilah metabahasa diciptakan untuk menunjukkan bahwa yang dibahas bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan di bidang moralitas.
Etika umum
-> mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang beraku bagi segenap tindakan manusia
Etika khusus
-> mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang beraku bagi segenap tindakan manusia
ETIKA UMUM,
berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
ETIKA KHUSUS
-> merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus
Provesi
Pekerjaan yg mengandalkan ketrampilan dan keahlian khusus
Etika Profesi : Etika sosial yg menyangkut hubungan antar manusia dalam satu lingkup profesi dan masyarakat pengguna profesi tersebut.
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
-Adanya pengetahuan khusus,
Biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
-Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
-Mengabdi pada kepentingan masyarakat,
artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
-Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untukmenjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
-Menjadi anggota dari suatu profesi.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
1. Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
KODE ETIK
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
Aliran Pemikiran Etika
Perbedaan Etika dan Moral
Ada sedikit perbedaan dalam penggunaannya sehari-hari: moral/moralitas digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai; etika digunakan untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
Perbedaan etika dan etiket
Etiket menyangkut “cara” suatu perbuatan harus dilakukan. Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberi norma tentang “perbuatan itu sendiri”.
Etiket bersifat relatif; etika jauh lebih bersifat absolut
Perbedaan Etika dan Hukum
Perbedaan Etika dan Agama
Etika sebagai cabang filsafat bertitik tolak pada akal pikiran, bukan agama. Etika mendasarkan diri hanya pada argumentasi rasional. Agama bertitik tolak dari wahyu Tuhan melalui Kitab Suci
Pada hari ini juga kami diberikan tugas studi kasus, kami diberi 3 macam video dan kami diajak unbtuk mengklasifikasikan kedalam norma norma yang adaa.
FILSAFAT MANUSIA
Filsafat : philein (mencintai); sophia (kebijaksanaan)
Filsafat relevan karena:
Metode filsafat manusia
Yaitu: refleksi, analisa transendental dan sintesa
dan ekstensif, intensif dan kritis
Objek material: manusia
Objek formal: esensi manusia, strukturnya yang fundamental
Struktur fundamental bukan fisik melainkan struktur metafisik yakni intisari, struktur dasar, bentuk terpenting manusia, dinamisme primordial manusia yang diketahui melalui daya pikir, bukan penginderaan.
Tak ada zaman, seperti zaman sekarang di mana manusia menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri atau menjadi problematik bagi dirinya. Tak ada pula masa di mana di tengah kemajuan yang pesat mengenai manusia, manusialah paling kurang tahu tentang dirinya dan tentang identitasnya-Max Scheler dan Heidegger
“filsafat mempunyai perhatian terhadap manusia dalam totalitasnya, bukan dalam aspek ini atau itu. setiap ilmu terspesialisasi (antropologi, linguistik, fisiologi, kedokteran, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik), betapapun kerasnya usaha mereka, mereka tetap membatasi totalitas dari individu dengan memandangnya dari segi salah satu fungsi, atau dari dorongan tertentu. Pengetahuan kita tentang manusia terpecah-pecah: kerapkali kita menggantikan keseluruhan dengan salah satu bagian. Kita berusaha menghindari kesalahan itu”- A. Heschel tentang filsafat manusia dalam “Who is man?” Stanford University Press, 1965
Sumber: PPT KBK psikologi
selamat membaca.
Etika sebagai cabang filsafat juga disebut filsafat moral (moral philosophy).
Secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani=Ethos: watak.
Sedangkan moral berasal dari kata Latin: Mos (tunggal), moris (jamak) artinya kebiasaan.
Jadi etika atau moral dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kesusilaan
Bertens ; Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos dlm bentuk tunggal, artinya adat kebiasaan, adat istiadat, akhlak yang baik
ETIKA dibedakan menjadi:
1. etika perangai
Adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula.
2. Etika moral
Berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila dilanggar timbul kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar.
Arti etika:
1. Etika sebagai ilmu
“Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.”
2. Etika sebagai kode etik
“Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.”
3. Etika sebagai sistem nilai
“Nilai mengenai benar-salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.”
Objek material dan objek formal etika
Objek material = suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran, suatu hal yang diselidiki, atau suatu hal yang dipelajari. Objek material bisa bersifat konkret atau abstrak.jao O.M tingkah laku atau perbuatan manusia
Objek formal = cara memandang atau meninjau yang dilakukan seorang peneliti/ ilmuwan terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. dan O.F menilai kebaikan dan keburukan, bermoral tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.
Etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode tugas manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral, atau menerjemahkan pelbagai nilai itu ke dalam norma-norma, lalu menerapkannya pada situasi kehidupan konkret
Berdasarkan kajian ilmu:
1. Etika Normatif: mempelajari secara kritis dan metodis norma-norma yang ada, untuk dapat norma dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.
2.Etika Fenomenologis: mempelajari secara kritis dan metodis gejala-gejala moral seperti suara hati kesadaran moral, kebebasan, tanggung jawab, norma-norma, dsb.
Tujuan belajar etika yaitu:
Untuk menyamakan persepsi tentang penilaian perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi setiap manusia dalam ruang dan waktu tertentu
Sebagai ilmu, etika bersifat kritis dan metodis.
Sistematika etika
De Vos (1987)
ETIKA:
-Etika Deskriptif
1. Sejarah Kesusilaan
2. Fenomenologi Kesusilaan
-Etika Normatif
K. Bertens (1993):
ETIKA:
-Etika Deskriptif
-Etika Normatif
1. Etika Umum
2. Etika Khusus
-Metaetika
Etika Deskriptif
Dalam etika deskriptif, etika membahas apa yang dipandangnya.
Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas.
Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu dan kebudayaan atau subkultur tertentu, atau dalam suatu periode sejarah.
Fenomenologi Kesusilaan
Fenomenologi = fenomenon + logos
Fenomenon = sesuatu yang tampak, yang terlihat
karena bercahaya (sering disebut gejala)
Logos = uraian, percakapan
Fenomenologi: Uraian atau percakapan tentang fenomenon atau sesuatu yang sedang menampakkan diri, atau sesuatu yang sedang menggejala.
Etika normatif
Etika normatif tidak lagi berbicara tentang gejala-gejala, tetapi tentang apa yang seharusnya dilakukan. Dalam etika normatif, norma-norma dinilai dan sikap manusia ditentukan.
Etika normatif berbicara mengenai pelbagai norma yang menuntun tingkah laku manusia. Etika normatif memberikan penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma-norma.
Metaeika
Meta (Yunani) = “melebihi”, “melampaui”,
“setelah”, “di luar”, “tentang”.
(metabahasa = bahasa yang dipakai dalam berbicara tentang bahasa).
Istilah metabahasa diciptakan untuk menunjukkan bahwa yang dibahas bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan-ucapan di bidang moralitas.
Etika umum
-> mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang beraku bagi segenap tindakan manusia
Etika khusus
-> mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang beraku bagi segenap tindakan manusia
ETIKA UMUM,
berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
ETIKA KHUSUS
-> merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus
Provesi
Pekerjaan yg mengandalkan ketrampilan dan keahlian khusus
Etika Profesi : Etika sosial yg menyangkut hubungan antar manusia dalam satu lingkup profesi dan masyarakat pengguna profesi tersebut.
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
-Adanya pengetahuan khusus,
Biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
-Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
-Mengabdi pada kepentingan masyarakat,
artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
-Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untukmenjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
-Menjadi anggota dari suatu profesi.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :
1. Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.
KODE ETIK
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
Aliran Pemikiran Etika
- Hedonisme (Yunani = hedone: kenikmatan atau yang menyenangkan). Kebaikan manusia menurut kaum hedonis terletak dalam kenikmatan dan kesenangan yang menjadi tujuan hidup manusia.
- Egoisme: kesenangan dan kebaikan diri sendiri menjadi target usaha seseorang dan bukan kebaikan orang lain.
- Utilitarianisme: (Latin: uti, usus sum= menggunakan atau utilis= yang berguna). Ini merupakan bentuk hedonisme yang digeneralisir.
- Deontologisme (Yunani: deon+logos= ilmu tentang kewajiban moral). Adalah etika kewajiban yang didasarkan pada intuisi manusia tentang prinsip-prinsip moral
- Etika situasi: kebenaran suatu tindakan ditemukan dalam situasi konkret individual atau bagaimana situasi itu mempengaruhi kesadaran individual.
Perbedaan Etika dan Moral
Ada sedikit perbedaan dalam penggunaannya sehari-hari: moral/moralitas digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai; etika digunakan untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
Perbedaan etika dan etiket
Etiket menyangkut “cara” suatu perbuatan harus dilakukan. Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; etika memberi norma tentang “perbuatan itu sendiri”.
Etiket bersifat relatif; etika jauh lebih bersifat absolut
Perbedaan Etika dan Hukum
- Hukum lebih dikodifikasi daripada etika; etika tidak dikodifikasi.
- Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja; etika menyangkut juga sikap batin seseorang.
- Sanksi yang berkaitan dengan hukum berlainan dengan sanksi yang berkaitan dengan etika (sanksi hukum bisa dipaksakan, etika tidak bisa dipaksakan).
- Hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara; etika melebihi para individu dan masyarakat.
- Jika hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan, etika memberikan penilaian baik buruknya.
- Etika ditujukan kepada manusia sebagai individu; hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk sosial.
Perbedaan Etika dan Agama
Etika sebagai cabang filsafat bertitik tolak pada akal pikiran, bukan agama. Etika mendasarkan diri hanya pada argumentasi rasional. Agama bertitik tolak dari wahyu Tuhan melalui Kitab Suci
Pada hari ini juga kami diberikan tugas studi kasus, kami diberi 3 macam video dan kami diajak unbtuk mengklasifikasikan kedalam norma norma yang adaa.
FILSAFAT MANUSIA
Filsafat : philein (mencintai); sophia (kebijaksanaan)
- Filsafat sebagai hasil perenungan
- Filsafat sebagai kritik
- Filsafat sebagai ilmu yang berusaha mencari kebenaran secara metodik, sistematis, rasional, runtut, radikal dan bertanggungjawab
- Bagian filsafat yang mengupas apa arti manusia/menyoroti hakikat atau esensi manusia
- Memikirkan tentang asal-usul kehidupan manusia (origin of human life), hakikat hidup manusia (the nature of human life), dan realitas eksistensi manusia
- Psikologi filosofis
- Psikologi rasional
- Sekarang:
- Filsafat manusia
- Antropologi filofis
Filsafat relevan karena:
- Dengan bertanya manusia mewujudkan hakikat kemanusiaannya
- Dengan mendalami manusia, manusia mengenal dirinya lebih baik
- Sebagai konsekuensi no.2 di atas, filsafat manusia mengantar manusia semakin bertanggung jawab terhadap dirinya dan sesama.
Metode filsafat manusia
Yaitu: refleksi, analisa transendental dan sintesa
dan ekstensif, intensif dan kritis
Objek material: manusia
Objek formal: esensi manusia, strukturnya yang fundamental
Struktur fundamental bukan fisik melainkan struktur metafisik yakni intisari, struktur dasar, bentuk terpenting manusia, dinamisme primordial manusia yang diketahui melalui daya pikir, bukan penginderaan.
Tak ada zaman, seperti zaman sekarang di mana manusia menjadi pertanyaan bagi dirinya sendiri atau menjadi problematik bagi dirinya. Tak ada pula masa di mana di tengah kemajuan yang pesat mengenai manusia, manusialah paling kurang tahu tentang dirinya dan tentang identitasnya-Max Scheler dan Heidegger
“filsafat mempunyai perhatian terhadap manusia dalam totalitasnya, bukan dalam aspek ini atau itu. setiap ilmu terspesialisasi (antropologi, linguistik, fisiologi, kedokteran, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik), betapapun kerasnya usaha mereka, mereka tetap membatasi totalitas dari individu dengan memandangnya dari segi salah satu fungsi, atau dari dorongan tertentu. Pengetahuan kita tentang manusia terpecah-pecah: kerapkali kita menggantikan keseluruhan dengan salah satu bagian. Kita berusaha menghindari kesalahan itu”- A. Heschel tentang filsafat manusia dalam “Who is man?” Stanford University Press, 1965
Sumber: PPT KBK psikologi
Filsafat fifth day ~
HALOOO
buat para pembaca blog gw..maaf ya udah lama ngga ngepost.
sekarang ballik lagi di pertemuan ke lima yang akan membahas tentang silogisme..
Silogisme adalah suatu simpulan dimana dari dua putusan atau premis disimpulkan suatu putusan yg baru.
Dua macam silogisme: silogisme kategoris dan silogisme hipotetis.
Silogisme Kategoris :
Premis dan kesimpulannya merupakan kategoris (pernyataan tanpa syarat).
Dibagi menjadi Kategoris Tunggal dan Kategoris Majemuk
Silogisme Hipotesis : Premis dan kesimpulannya merupakan hipotesis.
Silogisme Kategoris Tunggal: Terdiri dari 2 premis, dan 3 term : Subjek (S), Predikat (P), dan Term-Antara (M).
Bentuk 1:
M menjadi S dalam premis mayor, dan M menjadi P dalam premis minor. Premis minor harus bekerja sebagai penegasan, sedangkan mayor bersifat umum. Contoh:
Perbuatan jahat itu haram M-P
Menghina itu perbuatan jahat S-M
Jadi, menghina itu haram S-P
Bentuk 2:
M menjadi P dalam premis mayor dan minor. Salah satu premis harus negatif. Cth:
· Lingkaran adalah bentuk bundar P-M
· Segitiga bukan bentuk bundar S-M
· Jadi, segitiga bukan lingkaran S-P
Bentuk 3:
M menjadi S dalam premis mayor dan minor. Premis minor sebagai penegasan, dan kesimpulan bersifat partikular. Cth:
Mahasiswa adalah orang dengan tugas belajar M-P
Ada mahasiswa yang orang bodoh M-S
Jadi, sebagian orang bodoh itu dengan tugas belajar S-P
Bentuk 4:
M menjadi P dalam premis mayor, dam M menjadi S dalam premis minor. Premis minor sebagai penegasan, dan kesimpulan bersifat partikular. Contoh:
Influenza adalah penyakit
Semua penyakit mengganggu kesehatan
Jadi, sebagian penyakit yang mengganggu kesehatan adalah influenza
Silogisme Kategori Majemuk
Bentuk silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap, dan memiliki lebih dari 3 premis.
Jenis-jenis nya:
Epischema: Silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan. Enthymema: Silogisme yang tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit.
Polisilogisme: Deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu digunakan sebagai premis untuk silogisme yang lainnya.
Soritas: Silogisme yang premis-premisnya lebih dari 2. Putusan-putusan itu dihubungkan satu sama lain, sehingga predikat dari putusan 1 menjadi subjek putusan berikutnya.
buat para pembaca blog gw..maaf ya udah lama ngga ngepost.
sekarang ballik lagi di pertemuan ke lima yang akan membahas tentang silogisme..
Silogisme adalah suatu simpulan dimana dari dua putusan atau premis disimpulkan suatu putusan yg baru.
Dua macam silogisme: silogisme kategoris dan silogisme hipotetis.
Silogisme Kategoris :
Premis dan kesimpulannya merupakan kategoris (pernyataan tanpa syarat).
Dibagi menjadi Kategoris Tunggal dan Kategoris Majemuk
Silogisme Hipotesis : Premis dan kesimpulannya merupakan hipotesis.
Silogisme Kategoris Tunggal: Terdiri dari 2 premis, dan 3 term : Subjek (S), Predikat (P), dan Term-Antara (M).
Bentuk 1:
M menjadi S dalam premis mayor, dan M menjadi P dalam premis minor. Premis minor harus bekerja sebagai penegasan, sedangkan mayor bersifat umum. Contoh:
Perbuatan jahat itu haram M-P
Menghina itu perbuatan jahat S-M
Jadi, menghina itu haram S-P
Bentuk 2:
M menjadi P dalam premis mayor dan minor. Salah satu premis harus negatif. Cth:
· Lingkaran adalah bentuk bundar P-M
· Segitiga bukan bentuk bundar S-M
· Jadi, segitiga bukan lingkaran S-P
Bentuk 3:
M menjadi S dalam premis mayor dan minor. Premis minor sebagai penegasan, dan kesimpulan bersifat partikular. Cth:
Mahasiswa adalah orang dengan tugas belajar M-P
Ada mahasiswa yang orang bodoh M-S
Jadi, sebagian orang bodoh itu dengan tugas belajar S-P
Bentuk 4:
M menjadi P dalam premis mayor, dam M menjadi S dalam premis minor. Premis minor sebagai penegasan, dan kesimpulan bersifat partikular. Contoh:
Influenza adalah penyakit
Semua penyakit mengganggu kesehatan
Jadi, sebagian penyakit yang mengganggu kesehatan adalah influenza
Silogisme Kategori Majemuk
Bentuk silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap, dan memiliki lebih dari 3 premis.
Jenis-jenis nya:
Epischema: Silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan. Enthymema: Silogisme yang tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit.
Polisilogisme: Deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu digunakan sebagai premis untuk silogisme yang lainnya.
Soritas: Silogisme yang premis-premisnya lebih dari 2. Putusan-putusan itu dihubungkan satu sama lain, sehingga predikat dari putusan 1 menjadi subjek putusan berikutnya.
Senin, 22 September 2014
Filsafat Fourth Day
Halooo..
Buat para pembaca setia :D
Pada post gue kali ini,gue bakal ngasih info tentang Subyektivisme, Objektivisme, Konfirmasi & Inferensi, Logika dan Critical Thinking.
Subyektivisme
Subyektivisme adalah pengetahuan yang dipahami sebagai keyakinan yang dianut oleh individu. Selain itu subyektivisme yaitu pengetahuan dipahami sebagai seperangkat keyakinan khusus yang dianut oleh para individu.
Pendukung dari teori ini, antara lain 1) Aristoteles, Plato, Rene Descartes; 2) Kaum Solipsisme; 3) Kaum Realisme Epistemologis; dan 4) Kaum Idealisme Epistemologis.
Buat para pembaca setia :D
Pada post gue kali ini,gue bakal ngasih info tentang Subyektivisme, Objektivisme, Konfirmasi & Inferensi, Logika dan Critical Thinking.
Subyektivisme
Subyektivisme adalah pengetahuan yang dipahami sebagai keyakinan yang dianut oleh individu. Selain itu subyektivisme yaitu pengetahuan dipahami sebagai seperangkat keyakinan khusus yang dianut oleh para individu.
Pendukung dari teori ini, antara lain 1) Aristoteles, Plato, Rene Descartes; 2) Kaum Solipsisme; 3) Kaum Realisme Epistemologis; dan 4) Kaum Idealisme Epistemologis.
Minggu, 21 September 2014
Filsafat Third Day ~
Hai-hai buat para pembaca setia blog ini :D
Terima kasih sebelumnya karena kalian masih setia membaca blog ini, Tuhan memberkati.
Pada kesempatan kali ini, saya mau berbagi info lagi nih. Pada pertemuan ketiga di blok Filsafat tentang Epistemologi dan Kebenaran.
Terima kasih sebelumnya karena kalian masih setia membaca blog ini, Tuhan memberkati.
Pada kesempatan kali ini, saya mau berbagi info lagi nih. Pada pertemuan ketiga di blok Filsafat tentang Epistemologi dan Kebenaran.
Filsafat Second Day
Pertemuan Kedua (Metafisika dan Ontologi)
Hai-hai ~
Buat para phylosopy lover..
Pada kesempatan kali ini saya akan menulis Blog yang berisi materi yang ada di pertemuan kedua.
Kira-kira apa sih materi yang disampaikan di pertemuan kedua ???
Filsafat First Day ~
Filsafat Itu Apa Sih ??
Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philos yang artinya adalah kekasih/sahabat dan sophia yang artinya adalah kebijaksanaan/kearifan/pengetahuan.
Jadi,secara sederhana philosophia berarti mencintai kebijaksanaan/sahabat pengetahuan. Filsafat awal mulanya terdapat di negara Yunani.
Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philos yang artinya adalah kekasih/sahabat dan sophia yang artinya adalah kebijaksanaan/kearifan/pengetahuan.
Jadi,secara sederhana philosophia berarti mencintai kebijaksanaan/sahabat pengetahuan. Filsafat awal mulanya terdapat di negara Yunani.
Langganan:
Postingan (Atom)